Hola, nama saya Samuel Sulaiman, my friends call me Sam, saya kuliah di Bogor Hotel Institute. Saya dari angkatan ke 18 dari D3 Hotel Management BHI. Saya mau menceritakan kisah saya selama internship di Star Princess.
Di kali terakhir saya mendapat giliran untuk internship di semester ke 5, kampus mendapat kesempatan untuk mengirimkan mahasiswanya untuk bekerja di Star Cruises, sebuah cruise line di pangsa Asia, lewat agency yang merupakan cabang dari negara asalnya Filipina, Meranti Magsaysay. Meranti Magsaysay adalah training and recruiting agency yang fokus utamanya untuk mengirim tenaga kerja di cruise line. Magsaysay bekerjasama dengan AIDA Cruise, Costa, Princess, Star, P&O dan mungkin bermacam cruise line lainnya yang detailnya kurang saya ketahui. Singkat kata, kampus menyetujui tawaran Meranti, dan kemudian menawarkan kepada mahasiswanya untuk mencoba apply internship semester 5 nya di Star Cruises. Ada beberapa dari kami yang mencoba interview dan berbagai tes, meliputi 3 session interview yang intinya ‘english assestment’ dan pengetahuan kami atas bidang yang kami apply, medical checkup, ‘Marlin Test’ tes bahasa Inggris untuk seaman/pelaut, hingga pada akhirnya ada 4 orang dari kami yang lolos. Ternyata tak hanya sampai disana saja yang diperlukan untuk bisa bekerja onboard cruise ship, kami harus melalui serangkaian training dan prosedur pemerintah untuk para pelaut. Kami harus punya passport, kami harus punya buku pelaut, kami harus punya VISA (untuk negara terkait) dan ternyata ada biaya yang bisa dibilang cukup besar, namun karena kami sudah ‘kepalang basah’ ga kenal mundur, kami terus maju hingga akhirnya semua prosedur terlalui.
Setelah semua terlalui ngga serta merta juga kami langsung dipanggil untuk berangkat. Kami harus menunggu panggilan dari perusahaan, dan waktunya itu ga singkat. 2 teman saya yang apply untuk F&B Service dipanggil setelah 4 bulan (November 2010) sedangkan saya dan teman saya yang apply di Galley (Kitchen) masih harus menunggu tanpa ada kabar dari perusahaan yang bersangkutan. Beruntung selama menunggu saya mendapat pekerjaan di Four Season Hotel Jakarta lewat koneksi dari chef Meranti Magsaysay, chef Michael. Setelah kurang lebih 5 bulan saya menunggu panggilan dari Star Cruise, akhirnya saya jengah dan akhirnya Meranti Magsaysay menawarkan saya untuk pindah dari Star Cruises, asian cruise laine ke Princess Cruise Line, sebuah perusahaan cruise dari Amerika, namun untuk itu saya harus resign dari Star Cruise dan apply ulang di Princess. Saya pun bertaruh bahwa saya akan lolos di Princess Cruises. Saya resign, saya apply ulang, saya Medical Check lagi, berhubung saya sudah punya semua dokumen yang saya butuhkan (kecuali U.S Visa) saya hanya perlu lulus Medical Check. Alhasil semuanya lulus, saya pun diterima di Princess Cruise. Saya ga memikirkan lagi biaya dan macam-macam halnya, yang ada dipikiran saya adalah saya harus berangkat. Saya masuk kedalam proses U.S Visa yang ternyata tidaklah mudah, prosesnya panjang dan besar kemungkinan permohonan Visa ditolak, namun Tuhan memberkati semuanya lancar dan 1 bulan setelah saya interview Visa di Kedubes Amerika, jadwal berangkat saya keluar. Saya mendapat kapal (karena crew tidak bisa memilih kapal) Star Princess dan saya harus berangkat ke Fort Lauderdale, Florida tanggal yang saya ingat pasti tanggal 1 April 2011 saya berangkat, tanggal 3 April 2011 arrived. Disini dimulai perjalanan saya bersama Star Princess selama hampir 10 bulan (tepatnya 9.5 bulan)
Kontrak saya mulai dari tanggal 3 April 2011 hingga 18 Januari 2012. Embark at Miami, Florida, Disembark at Montevideo, Uruguay. Saya bekerja dengan berbagai macam orang dari berbagai macam negara. Dari Indonesia, Filipina, India, Serbia, Ukraine, Italian, Romanian, Peru, Mexican, Uruguay, Portugal dan beragam negara lainnya.
Di bulan pertama saya singgah di Carribean Season. Itinerary mencakup Miami, U.S Virgin Island (St.Thomas, St.Kitts, Grenada, St.Lucia, Barbados, Grenada, Aruba, Princess Cays) bulan pertama yang sangat berat, saya harus adaptasi dengan kehidupan kapal yang totally different. Saya masih harus banyak belajar dengan sistem kerja yang baru dan bahasa primer yang jelas, bahasa Inggris. So, if you want to work abroad, English is a must, totally. Ga cuma itu aja, bahasa Inggris dari setiap orang dari berbagai negara berbeda-beda karena pengaruh aksen bahasa masing-masing seperti supervisor saya yang ada di foto dibawah ini. Foto ini diambil di Princess Cays, sebuah pulau yang dibeli oleh Princess Cruise khusus untuk kapal Princess singgah. My supervisor, Lucca Draghetti is an Italian. Agak sulit pertamanya untuk menangkap apa yang ia katakan karena logat Italian dan cara bicaranya yang cepat, namun ga perlu waktu yang lama sampai saya bisa mengerti dan beradaptasi dengannya.
Iklim kerja di kapal itu berat. Dari yang biasa kerja di darat 8 sampai 9 jam perhari ditambah hari libur 1 hari atau 2 hari seminggu, saya harus beradaptasi untuk bisa kerja 12 jam perhari tanpa satupun hari libur. Berat memang, namun setelah 2 minggu saya bisa beradaptasi dengan iklim kerja kapal. Khususnya di Galley Kitchen merupakan salah satu iklim kerja terberat di kapal. Saya bekerja dari jam 7 pagi hingga jam 11 pagi, kemudian break selama 3 jam dan report lagi jam 2 siang terus hingga jam 11 malam. Disaat break 3 jam itulah saya punya waktu untuk beristirahat atau untuk pergi kedarat berjalan-jalan atau hanya sekedar berfoto ria ditempat-tempat yang totally new.
Setelah dari Caribean, Star Princess crossing ke Mediteranian, Italy, Greek, Spain, Malta, I’ve been in Vatican city, Barcelona, Marseille, Corfu, Athena. Setelah itu crossing ke South America, Montevideo Uruguay, Valparaiso Chille, Ushuaia Argentina, and so many other places. Being in so many new places is really amazing. Benar-benar pengalaman yang menyenangkan, exciting, pokoknya luar biasa. Sekarang saya sudah pulang dan dengan senang hati saya membagikan pengalaman saya dari awal saya apply untuk bekerja di Cruise hingga selesai kontrak saya di Star Princess. Muchas gracias! Hasta pronto!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar